HUKUM MENYENTUH MUSHAF AL-QURAN KETIKA BERHADAS KECIL

 

Hanafi 


haram menyentuh sesuatu yang ada tulisan ayat Al-Qur'an walaupun ia berupa satu ayat yang berada dalam uang logam atau pada dinding. 


haram menyentuh kulit mushaf yang masih bersambung dengan Al-Qur'an, karena ia adalah sebagian darinya. 


Tidak haram menyentuh kulit Al-Qur'an yang berpisah darinya, seperti sarung dan kotak- nya. 


Boleh menyentuhnya seperti dengan lidi atau pena atau menyentuh kulit yang terpisah

dengannya. 


Makruh menyentuhnya dengan lengan baju, karena lengan baju bersambung

dengan orang yang memakainya. Penghalang adalah semacam kharitah menurut pendapat

yang ashah. Maksud kharitah adalah suatu tempat yang terbuat dari kulit ataupun lain-

nya yang dapat dimasuki sesuatu di dalamnya.


Orang yang bukan Islam tidak boleh menyentuh mushaf. 

Akan tetapi ia boleh mempelajarinya, mempelajari ilmu fiqih, dan juga sejenisnya. 


Seorang anak-anak dibolehkan menyentuh Al-Qur'an atau menyentuh satu halaman darinya untuk tujuan mempelajari serta menghafal mushaf tersebut. 


Tidak haram menulis satu ayat di atas kertas. Karena, yang dilarang adalah menyentuh ayat yang ditulis dengan tangan. Adapun pena, ia merupakan perantara yang terpisah


Boleh menyentuh kulit mushaf yang terpisah seperti kotak atau beg .


Boleh  menyentuh kitab kitab tafsir jika tafsirnya lebih banyak, 


makruh hukumya menyentuh jika ayat-ayat Al-Qur'an lebih banyak ataupun sama banyak

dengan tafsirnya.


Boleh menyentuh berbagai kitab agama seperti kitab fiqih, hadits, dan tauhid tanpa berwudhu. 


Makruh meletakkan mushaf di bawah kepala seseorang, kecuali dengan maksud menjaganya 


Makruh membungkus sesuatu dengan kertas yang di dalamnya terdapat tulisan ilmu-ilmu agama seperti fiqih dan sebagainya. 


Mushaf hendaklah dikubur dalam tanah seperti mengubur jenazah orang Islam jika ia tidak dibaca lagi. Adapun kitab-kitab agama,boleh dikubur ataupun dibuang ke dalam air yang mengalir ataupun dibakar. 


Boleh menghapuskan sebagian tulisan meskipun berupa ayat Al-Qur'an dengan air liur. Boleh juga membawa bermacam-macam jenis rajah yang mengandungi ayat-ayat AlQur'an dan masuk ke tempat melakukan hajat dan juga boleh menyentuhnya, walaupun bagi orang yang junub jika ia diletakkan di dalam pembalut yang terpisah dari tulisan itu, seperti pembungkus  atau kotak.


Maliki 


Haram  menyentuh semua mushaf ataupun sebagiannya, meskipun dia melakukan untuk menyalinnya, ataupun membawanya dengan cara digantung [dengan tali) atau diletakkan di dalam kain. 


 jika dia bermaksud membawa barang-barang lain yang di dalamnya ada mushaf dan ia sebagai barang tambahan seperti membawa kotak dan sebagainya, maka ia boleh membawanya.


Boleh menyentuh dan membawa mushaf bagi seorang guru dan pelajar yang sudah baligh, meskipun dia berada dalam keadaan haid atau nifas. Karena, kedua-duanya tidak dapat menghentikan haid dan nifas itu. Akan tetapi, orang yang junub tidak boleh melakukannya karena dia dapat menghapuskan junubnya itu mandi atau tayamum.


boleh bagi seorang Muslim menyentuh dan membawa mushaf di dalam wadah yang tertutup dan terpelihara, meskipun dia seorang yang junub atau dalam masa haid, dan meskipun wadah yang dibawanya itu ada sebuah mushaf yang lengkap. 


Boleh menyentuh tafsir membawanya, serta membaca tafsir bagi orang yang berhadats meskipun dia dalam keadaan iunub. Karena yang dimaksud dengan tafsir adalah makna Al-Qur'an, bukan membacanya (Al-Qur'an). 


Syafi'i 


haram hukumnya membawa mushaf, menyentuh kertas serta bagian tepi, kulitnya yang bersambung dengannya (bukan yang terpisah), sarung, tali pengikatnya, kotaknya, dan ayat yang ditulis di papan tulis untuk pelajar, meskipun ia disentuh dengan kain atau dengan penghalang/penghubung yang lain. 

Boleh membawa Al-Qur'an bersama barang-barang yang tidak diniatkan untuk

membawanya (secara khusus) dan membawa tafsir yang melebihi kadar Al-Qur'an.

 jika kadar kedua-duanya sama atau kadar ayat-ayat Al-Qur'an itu lebih banyak dari

tafsirannya, maka tidak diperbolehkan membawanya. Boleh membawa kitab-kitab lain

selain kitab tafsir yang mengandungi ayat-ayat Al-Qur'an. 


Boleh membuka halamannya dengan menggunakan lidi, dan tidak dilarang bagi anak-anak yang mumayyiz membawa serta menyentuh Al-Qur'an untuk tujuan belajar.


Boleh membawa tangkal (yaitu yang diikat pada tangan seorang anak-anak), uang, dan juga kain yang bersulam dengan ayat-ayat Al-Qur'an seperti kelambu Ka'bah. Karena, semua itu tidak dimaksudkan sebagai Al-Qur'an. 


Seseorang yang berhadats boleh menulis ayat-ayat AI-Qur'an tanpa menyentuhnya.


Haram meletakkan sesuatu di atas mushaf seperti roti dan garam, karena perbuatan ter-

sebut dianggap sebagai perbuatan keji serta menghina Al-Qur'an. 


Haram mengecilkan mushaf serta surahnya, karena ini bisa menyebabkan disangka kurang walaupun perbuatan itu bertujuan untuk memuliakannya. 


Hambali 

haram menyentuh mushaf walaupun pada sepotong ayat dengan menggunakan anggota badan manapun. 


Boleh menyentuhnya dengan penghalang atau dengan lidi yang bersih. 

Begitu juga boleh membawanya dengan memegang tali yang mengikat ataupun wadahnya, 


Boleh menulis Al-Qur'an dengan tidak menyentuhnya, walaupun dilakukan oleh orang

kafir dzimmi.


boleh membawanya di dalam bungkusan yang bersih dan yang menutupi.


haram menyentuh Al-Qur'an bagi kanak-kanak, kecuali dalam keadaan suci. 


Boleh menyentuh kitab-kitab tafsir fiqih, dan lain-lain, walaupun di dalamnya terdapat

ayat-ayat Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan kepada tindakan Nabi saw yang menulis sepu-

cuk surat kepada Kaisar yang mengandungi ayat Al-Qur'an.


Boleh hukumnya menyentuh uang perak dan pakaian yang ditulis dengan ayat-ayat Al-Qur'an, karena ia tidak dinamakan Al-Qur'an. 


Seorang kafir (dzimmi atau lainnya) dilarang menyentuh Al-Qur'an, membaca, serta memilikinya. Seorang Muslim juga dilarang menyerahkan Al-Qur'an kepada orang kafir untuk dimiliki. 


Haram menjual mushaf, walaupun kepada seorang Muslim. 


Haram juga menjadikannya sebagai bantal, bahan penimbang, tempat bersandar atau bertongkat. Begitu iuga jika bersandar atau bertongkat pada kitab-kitab ilmu yang me-

ngandungi ayat-ayat Al-Qur'an. Jika ia tidak mengandungi ayat-ayat Al-Qur'an, maka ber-

sandar padanya adalah makruh.


Tidak boleh membawa mushaf memasuki bagian kafir harbi,


Comments

Popular posts from this blog

TAHARAH : UKURAN DAN NAJIS YANG DIMAAFKAN

TAHARAH : HUKUM GHUSALAH/ AIR MUSTAKMAL

TAHARAH : PEMBAHAGIAN NAJIS