الامور بمقاصدها SESUATU ADALAH BERDASARKAN KEPADA MAKSUDNYA
الأمور بمقاصدها
SESUATU ADALAH BERDASARKAN KEPADA MAKSUDNYA/NIATNYA
Maksud
dari kaidah ini adalah, sesungguhnya ketetapan hukum-hukum syara'bagi amal perbuatan manusia baik yang berupa
ucapan atau tindakan adalah mengikuti
maksud dan tujuan orang yang melakukan tindakan tersebut,
bukannya sisi lahiriah amal perbuatan tersebut.
Contoh
Hukuman
membunuh berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan niat orang yang membunuh.
Apabila
orang
yang membunuh tersebut sengaja, maka dia dihukum qishash. Namun apabila dia melakukannya
dengan tidak sengaja, maka dia wajib membayar diyat.
Barangsiapa
mengambil barang temuan dengan maksud untuk memilikinya, maka dia
dihukumi
sebagai orang yang ghashab, berdosa, dan juga wajib mengganti kerusakan kerusakan
yang berlaku.
Namun jika ia mengambil barang tersebut dengan maksud untuk menjaganya, maka
dia boleh membawanya dan dia dianggap seperti orang yang dititipi barang.
Sehingga, dia tidak perlu mengganti rugi kerusakan yang terjadi, kecuali jika
kerusakan tersebut akibat kelalaiannya dalam menjaga.
Apabila
ada lelaki berkata kepada istrinya, "Pergilah ke rumah keluargamu!"
dan dia bermaksud menjatuhkan talak, maka terjadilah apa yang dia maksud. Namun
apabila dia tidak mempunyai maksud untuk menjatuhkan talak, maka talak itu pun
tidak jatuh.
jika
niat orang yang menjual perahan anggur kepada orang yang biasa membuat arak
adalah berdagang, maka hal itu tidak haram. Namun jika dia berniat supaya
perasan anggur tersebut
dibuat
arak, maka hal itu haram.
Hukum
sikap seseorang menjauhi saudaranya selama lebih dari tiga hari juga didasarkan
kepada niat. Jika dia memang berniat mendiamkan saudaranya tersebut, maka haramlah
hukumnya. Namun jika tidak ada niat mendiamkan, maka hal itu tidak haram.
jika
orang yang shalat membaca satu ayat Al-Qur'an dengan niat menjawab pembicara-
an orang
lain, maka batallah shalatnya. Begitu juga apabila orang yang shalat diberi
kabar
gembir
kemudian dia berkata, " alhamdulillahi' dengan maksud mengucapkan rasa
syukur;
maka
shalatnya batal. Atau apabila orang yang shalat tersebut diberi kabar yang
menyedih-
kan,
kemudian dia berkata, "Lao Haula wa laa Quwwata illaa billaah,"
dengan maksud membaca
hauqalah,
atau dia diberi tahu ada seseorang yang meninggal kemudian dia berkata, lnnaa
lillaahi wa innaa ilahi raaji'uun" dengan maksud mengucapkan istirja',
maka batallah shalatnya.
Apabila
seseorang bersujud di hadapan sultan dan dia berniat memberi hormat kepadanya, bukan
dengan maksud menyembah, maka dia tidak dihukumi kafir. Karena, para malaikat
diperintah Allah untuk bersujud kepada Adam. Saudara-saudara Yusuf juga
bersujud kepada Nabi Yusuf.
Orang
yang makan hingga kenyang dan niatnya adalah supaya kuat puasa atau supaya tetamu
mau makan dengan senang hati, hukumnya adalah sunnah.
Jika
seseorang menjadikan kitab sebagai bantal tidur dan dia bermaksud meniaga kitab
tersebut, maka tidak dimakruhkan. Namun jika tidak ada maksud untuk menjaganya,
maka makruh.
Apabila
seseorang menanam pohon di pekarangan masjid dengan maksud supaya teduh, maka
tidak makruh. Namun jika dia bermaksud untuk mendapatkan kemanfaatan yang lain,
maka makruh. J
JILID 1
ms 139
Comments
Post a Comment