Posts

Showing posts from November, 2020

WUDHU ORANG YANG UZUR

  WUDHU ORANG YANG UZUR   Contoh sering kencing dan dia tidak mampu menahannya, -tidak dapat menahan kentut, -hidung berdarah yang berterusan -keluar darah dari luka -istihadhah. -Lain-lain seperti nanah, air racun, dan sebagainya, meskipun ia terjadi pada telinga, buah dada perempuan, atau pusat   Berlaku dalam masa yang lama bukan sekejap-sekejap.   HANAFI   Hukum orang yang uzur, hendaklah dia berwudhu ketika setiap masuk waktu shalat fardhu, Dia boleh menunaikan sebanyak apa pun shalat fardhu dan shalat sunnah dengan wudhu tersebut. Wudhunya akan terus kekal selama dia masih berada dalam dua syarat,   1. tidak berlaku hadats yang lain, seperti kentut atau keluar darah di tempat yang lain. 2. habis waktu shalat fardhu'   Orang yang uzur hendaklah meringankan uzurnya sekadar yang dia mampu, seperti memakai alas bagi perempuan yang beristihadhah serta melakukan shalat dengan duduk jika gerakannya dapat menyebabkan darah keluar.   Sunnah bagi or

PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU

  PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU   1. Keluar sesuatu dari salah satu kemaluan, baik berupa perkara biasa seperti air kencing, tinja, angin, air madzi ,air wadi, serta air mani Atau, perkara yang keluar itu merupakan Perkara yang tidak biasa seperti ulat, batu kerikil, darah, baik yang keluar itu banyak ataupun sedikit.   Hanafi - mengecualikan angin yang keluar dari qubul.( Tidak batal )   Bagi yang berpenyakit beser, kencing dedas dan istihadhah dikecualikan. ( tidak batal)   Hambali menambahkan, iika memasukkan kapas ataupun pemoles celak mata ke dalam qubul atau dubur, kemudian kapas atau pemoles celak mata itu keluar meskipun tidak basah, maka wudhu tersebut batal. Begitu juga jika dia meneteskan minyak ataupun cairan Lain ke dalam lubang air kencing kemudian ia keluar, maka wudhunya meniadi batal.   Ms 350   2. Hilang akal,   3. Tidur Yang nyenyak   Hanafi dan Syafie Tidur Yang membatalkan wudhu adalah tidur Yang tidak mer apatkan pantat ke tempat duduk atau la

PERKARA YANG DIMAKRUHKAN SEWAKTU BERWUDHU

  PERKARA YANG DIMAKRUHKAN SEWAKTU BERWUDHU   Hanafi, hukum makruh terbagi menjadi dua jenis, yaitu makruh tahrim dan makruh tanzih. Makruh tahrim -makruh yang lebih dekat kepada hukum haram. Meninggalkan makruh jenis ini adalah wajib. makruh tanzih adalah suatu perbuatan yang lebih utama ditinggalkan.   dilihat kepada dalilnya. jika hukum makruh itu mengandung perintah secara zhanni, maka ia adalah makruh   jika dalil itu tidak menunjukkan hukum yang diperintah, maka ia adalah makruh tanzih.   Jumhur ulama selain Hanafi tidak membedakan antara kedua.   1. Menggunakan air dengan kadar yang melebihi keperluan syara' atau melebihi kadar yang mencukupi. Jika dimiliki olehnya makruh . Jika air tersebut diwakafkan, maka menggunakannya secara boros adalah haram.   2. Menyiramkan air dengan kuat ke mukadan anggota lain, 3. bercakap dengan bahasa manusia biasa, 4. Meminta pertolongan kepada orang lain tanpa udzur. 5. Berwudhu di tempat yang najis  

ADAB DAN FADHILAH WUDHU

  ADAB DAN FADHILAH WUDHU   Ia merupakan perbuatan yang pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad saw Sebanyak satu atau dua kali, dan Rasul tidak selalu mengamalkannya.   1.. Menghadap qiblat,   2. Duduk di suatu tempat yang tinggi dengan tujuan mengelakkan air bekas basuhan memercik kembali.   3. Tidak bercakap-cakap dengan orang lain kecuali dalam keadaan darurat.   4.Tidak minta bantuan kepada orang lain kecuali karena ada uzur   5. Melakukan madhmadhah berkumur) dan istinsyaq dengan menggunakan tangan kanan,   6. Berwudhu sebelum masuk waktu shalat   7. Memasukkan jari kelingking yang basah ke dalam lubang telinga   8. Mengusap leher dengan dua tangan, tidak termasuk tenggorokan.   9. dengan membasuh bagian luar muka yang wajib dibasuh dari semua sudutnya. Tujuannya adalah untuk membasuh leher bersama dengan bagian depan kepala.   membasuh bagian yang lebih dari kadar yang wajib, pada waktu membasuh kedua tangan dan kedua kaki dari sem

SUNNAH SUNNAH WUDHU

  SUNNAH SUNNAH WUDHU   Beza Sunnah dan Mandub/ Mustahab. Sunnah – dilakukan Nabi SAW secara berterusan Mandub- dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. secara tidak berterusan.   1. Niat -sunnah menurut Hanafi. Waktunya adalah sebelum melakukan istinja'. Caranya adalah dengan berniat untuk menghilangkan hadats, mendirikan shalat, berniat untuk berwudhu, atau mematuhi perintah.   Jumhur selain Hanafi - wajib.   2. Membasuh kedua tangan hingga ke pergelangan sebanyak tiga kali sebelum memasukkan kedua tangan ke dalam tempat air;   3. Membaca bismillah pada permulaan wudhu, -Hambali- wajib baca bismillah.   4. Berkumur dan membersihkan hidung; Hambali, madh'madhah fberkumur) dan isfinsyaq adalah wajib dalam wudhu dan mandi.   5. bersiwak   6. Menyela-nyelai jenggot, jari tangan, dan jari kaki, sunnah hukumnya menyela jenggot yang tebal dengan seciduk air.   7. Membasuh sebanyak tiga kali, Jumhur dan majoriti sahabat menyatakan usap kepala sekali sahaja   8.

WUDHU : SYARAT WAJIB DAN SYARAT SAH

  SYARAT-SYARAT WAJIB   Berakal; orang yang gila tidak wajib dan tidak sah wudhunya, tidak diwajibkan bagi orang yang tidur dan yang terlupa.   2. Baligh; wudhu tidak diwajibkan kepada anak-anak. 3. Islam; 4. Mampu menggunakan air yang suci dan mencukupi; 5. berhadas 6. Suci dari haid dan nifas, 7. Waktu yang sempit; akhir waktu, dalam waktu yang panjang [yaitu pada permulaan waktu), maka wudhu tidak diwajibkan.   SYARAT-SYARAT SAH   1. Meratakan air yang suci ke atas kulit, JUMHUR SELAIN MALIKI - maka wajib menggerakkan cincin yang ketat . Maliki tidak wajib menggerakkan cincin yang boleh dipakai, baik lelaki ataupun perempuan, walaupun cincin tersebut ketat dan tidak dapat dimasuki air.   2. Menghilangkan apa saja yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu.   3. Tidak terdapat perkara-perkara yang menafikan wudhu   4. Mumayyiz   SYAFI'E mengatakan bahwa syarat wudhu dan mandi ada tiga belas 1. beragama Islam, 2. mumayyiz, 3. suci dari

WUDHU : RUKUN-RUKUN WUDHU

  RUKUN-RUKUN WUDHU   Al-Qur'an telah menyebut empat rukun wudhu, 1. membasuh muka, 2. membasuh kedua tangan hingga ke siku 3. mengusap kepala, 4. dan membasuh kedua kaki hingga dua buku lali     JUMHUR , (selain hanafi menambah) 5. niat wudhu. 6. selain syafie, muwalah (berturut-turut) di antara rukun-rukun wudhu.   MALIKI menambah 7. mewajibkan menggosok anggota wudhu ketika meratakan air.   SYAFIE menambah 8. tertib   Catatan -Boleh dilakukan sendiri atau dengan pertolongan orang lain   -cukup dengan sekali basuhan sahaja   - wajib melebihkan sedikit ketika membasuh kedua tangan dan kedua kaki. Hal ini berdasarkan hukum wajib yang ditetapkan untuk membasuh kedua anggota tersebut. Karena suatu kewajiban yang tidak dapat sempurna kecuali dengan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain tersebut menjadi wajib.   -Wajib membasuh bulu kening, bulu mata, ujung bulu pipi, bulu rewes [yaitu bulu yang tumbuh di bawah bibir mulut bagian b

WUDHU, HUKUM-HUKUMNYA

  WUDHU, HUKUM-HUKUMNYA   Wudhu menurut istilah syara'adalah kegiatan kebersihan yang khusus, perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat khusus.   HUKUM WUDHU   PERTAMA: FARDHU   1. untuk solat 2. sujud tilawah 3. memegang Al-Qur'an, walaupun hanya sepotong ayat yang ditulis di atas kertas atau di atas dinding ataupun dicap di atas uang.   KEDUA : WAJIB  (perbezaan fardhu dan wajib ... lihat post ini     https://ringkasanfeqahislam.blogspot.com/2020/01/istilah-istilah-fiqih-yang-umum.html KETIGA: SUNNAH   1. memperbaharui wudhu ketika solat 2. sentiasa dalam keadaan wudhu 3. Menyentuh buku-buku agama seperti buku tafsir, hadits, aqidah, fiqih, dan lainnya. Tetapi jika di dalam buku tersebut ayat Al-Qur'an lebih banyak dari tafsirnya, maka haram menyentuh tanpa berwudhu. 4. Sunnah berwudhu ketika hendak tidur dan setelah bangun tidur,  5.Sebelum melakukan mandi junub, 6. ingin mengulangi jimak 7. sesudah marah, 8. me

TAHARAH : ADAB MEMBUANG AIR

    ADAB MEMBUANG AIR   l. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan asma Allah SWT, juga nama-nama Yang dimuliakan seperti nama malaikat 2. memakai lapik kaki sandal, 3. menutup kepala, 4. menyiapkan bahan istinjak 5. Hendaklah melangkah dengan kaki kiri terlebih dahulu , keluar kaki 6. membaca doa, ketika masuk اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ   "Dengan menyebut asma Allah. Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari setan lelaki dan setan perempuan."   Ketika keluar   غُفْرَانَكَ  الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى وَعَافَانِي   Maksudnya : “Aku memohon keampunan Mu (Ya Allah), Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku sesuatu yang menyakiti dan menyihatkan aku”     4. Hendaklah dia bertumpu di atas kakinya yang kiri ketika duduk, karena cara ini dapat memudahkan keluarnya najis. 5. tidak bercakap-cakap kecuali karena darurat 6. tutup auratnya. 7. duduk supaya air kencingnya ti

TAHARAH : PERKARA SUNAT KETIKA ISTINJAK , BAHAN YANG DILARANG UNTUK ISTINJAK

  PERKARA SUNAT KETIKA ISTINJAK   Hal-hal yang disunnahkan ketika istinja' adalah: 1.guna batu ataupun kertas yang lembut: tidak kasar seperti batu bata dan tidak pula licin seperti batu akik. 2.menggunakan setiap batu ataupun yang seumpamanya itu untuk membersihkan semua bagian tempat keluarnya najis. 3. guna tangan kiri 4. Bersembunyi dan tidak membuka aurat di hadapan pandangan orang lain 5. jika beristinjak dengan   air , hendaklah menggosok tangannya dengan tanah, atau sabun atau garam dan seumpamanya 6. Mengeringkan bagian dubur sebelum berdiri jika dia sedang berpuasa, agar tempat duduk (bagian dubur itu) itu tidak menghisap air yang ada. 7. Lelaki hendaklah memulai istinja' pada kemaluan depan terlebih dahulu agar ta- ngannya tidak menjadi kotor apabila dia memulai istinja' pada kemaluan belakang [dubur). Adapun bagi perempuan, diberi pilihan untuk memulakan pada salah satu di antara kedua kemaluannya.         TIDAK BOLEH BERISTINJA

TAHARAH : ALAT-ALAT BERINSTINJA’ DAN CARA-CARANYA

  ALAT-ALAT BERINSTINJA’ DAN CARA-CARANYA   Istinja' hendaklah dilakukan dengan menggunakan air, batu, atau yang semacamnya, yaitu benda-benda yang keras, suci, dan mampu menghilangkan kotoran, dan juga barang tersebut bukanlah barang yang berharga (terhormat) menurut syara'.   Di antara alat yang dIgunakan untuk beristinja' adalah kertas, potongan kain, kayu, dan kulit kayu   Cara yang paling baik adalah dengan menggunakan bahan yang keras dan juga air sekaligus. Yaitu, dengan mendahulukan menggunakan kertas dan yang semacamnya, kemudian diikuti dengan menggunakan air,   SYARAT   1. Hendaklah najis yang keluar itu belum kering. 2. najis itu tidak berpindah tempat 3. najis itu tidak bercampur dengan benda lain yang basah, 4. Hendaklah najis yang keluar itu melewati saluran yang biasa.   tidak memadai untuk menyucikan air kencing yang keluar dari zakar yang tertutup kulup apabila air kencingnya telah mengenai kulit kulupnya.     TIGA BIJ

TAHARAH : ISTINJAK, ISTIJMAR, ISTABRA’

  istinja' adalah perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan najis yang keluar dari qu- bul ataupun dubu dengan menggunakan benda seperti air atau batu.   istijmar adalah membersihkan najis dengan menggunakan batu dan yang se- macamnya.   istibra' adalah membersihkan dari sesuatu yang keluar baik dari kemaluan depan ataupun belakang. Sehingga, ia yakin bahwa sisa-sisa yang keluar itu sudah hilang. Ia dapat diartikan juga sebagai membersihkan tempat keluar najis dari sisa-sisa percikan air kencing.   Istinzah adalah menjauhkan diri dari kotoran, dan ia mempunyai arti yang sama dengan istibra'.   HUKUMNYA   HANAFI, adalah sunnah mu'akkad selagi najis itu tidak melampaui tempat keluarnya.   jika najis itu melampaui saluran keluarnya meskipun sebesar uang koin dirham, maka wajib membersihkannya dengan air.   JUMHUR ulama selain ulama madzhab Hanafiaae berkata, bahwa ber-istinia' ataupun ber-istijmar atas sesuatu yang keluar dari dua ke