TAHARAH : PEMBAHAGIAN NAJIS

 

HANAFI

 

a) Najis Mughallazhah dan Mukhaffafah

 

Najis mughallazhah [berat) ialah najis yang hukumnya ditetapkan melalui dalil qath'i, [dalil  Al-Qur'an dan Sunnah)

 

Najis-najis tersebut dimaafkan dalam shalat jika kadarnya hanya sebesar ukuran duit syiling dirham

 

Najis mukhaffafah [ringan) adalah najis yang hukumnya ditetapkan melalui dalil yang

tidak qath'i,

 

Najis mukhaffafah dimaafkan dalam-shalat jika kadar yang mengenai pakaian itu sekadar seperempat saja.

 

b) Najis yang Padat dan Najis yang Cair

 

Najis yang padat ialah seperti bangkai dan tahi. Adapun najis yang cair ialah seperti air

kencing, darah yang mengalir, dan air madzi.

 

c) Najis yang Dapat Dilihat dan Najis yang tidak Dapat Dilihat

 

Najis yang dapat dilihat ialah najis yang dapat dilihat dengan mata ketika ia sudah kering, seperti tahi dan darah.

 

Najis yang tidak dapat dilihat ialah najis yang tidak dapat dilihat oleh mata ketika dia

sesudah kering, seperti air kencing dan seumpamanya.

 

Untuk membersihkannya, hendaklah najis itu dibasuh hingga muncul dugaan kuat

(zhan) pada diri pembasuh, bahwa tempat yang dibasuhnya itu sudah bersih.

 

3 kali basuhan , Setiap kali membasuh hendaklah basuhan itu diperah. Ini menurut pendapat yang zahir, karena dengan cara ini maka najis itu akan dikeluarkan.

 

Ulama madzhab Maliki menambah satu pembagian lain, yaitu

najis yang disepakati najisnya dalam madzhab dan satu lagi ialah najis yang dipertikaikan

najisnya dalam madzhab.

 

 Najis-naiis yang disetuJui hukum najisnya ada lapan belas,

yaitu air kencing manusia dewasa,

tahinya,

air madzi,

air wadi,

daging bangkai,

anjing dan babi dan tulang keduanya,

kulit babi,

 kulit bangkai [binatang selain anjing dan babi) yang belum lagi disamak,

 bagian anggota yang terpisah dari binatang yang masih hidup semasa hidupnya, kecuali bulu dan apa saja yang seumpamanya,

susu babi,

bahan cair yang memabukkan,

air kencing binatang yang dilarang memakannya,

 tahinya,

air mani,

darah, dan juga nanah yang banyak.

 

Adapun najis-najis yang diperselisihkan hukum najisnya dalam madzhab Maliki ada

delapan belas,

yaitu air kencing anak-anak yang belum memakan makanan apapun,

 air kencing binatang yang makruh dimakan,

 kulit bangkai binatang yang sudah disamah

kulit binatang yang disembelih dari jenis binatang yang haram dimakan dagingnya, tulangnya,

debu bangkainya,

gading gajah,

darah ikan paus,

 [darah) lalat,

kadar yang sedikit dari darah haid,

kadar yang sedikit dari darah yang bercampur dengan nanah,

air liur anjing,

susu binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya selain babi,

susu yang bercampur najis,

peluh yang bercampur najis,

bulu babi,

dan juga arak yang sudah berubah menjadi cuka.

Comments

Popular posts from this blog

TAHARAH : UKURAN DAN NAJIS YANG DIMAAFKAN

TAHARAH : HUKUM GHUSALAH/ AIR MUSTAKMAL