PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU

 PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU

 1. Keluar sesuatu dari salah satu kemaluan, baik berupa perkara biasa seperti air kencing, tinja, angin, air madzi ,air wadi, serta air mani Atau, perkara yang keluar itu merupakan

Perkara yang tidak biasa seperti ulat, batu kerikil, darah, baik yang keluar itu banyak ataupun sedikit.

 Hanafi - mengecualikan angin yang keluar dari qubul.( Tidak batal )

 Bagi yang berpenyakit beser, kencing dedas dan istihadhah dikecualikan. ( tidak batal)

 Hambali menambahkan, iika memasukkan kapas ataupun pemoles celak mata ke dalam qubul atau dubur, kemudian kapas atau pemoles celak mata itu keluar meskipun tidak basah, maka wudhu tersebut batal. Begitu juga jika dia meneteskan minyak ataupun cairan

Lain ke dalam lubang air kencing kemudian ia keluar, maka wudhunya meniadi batal.

 Ms 350

 2. Hilang akal,

 3. Tidur Yang nyenyak

 Hanafi dan Syafie Tidur Yang membatalkan wudhu adalah tidur Yang tidak merapatkan pantat ke tempat duduk atau lantai, tidur dalam posisi miring, bersandar atau tengkurap, karena posisi miring dan sejenisnya itu dapat menyebabkan semua sendi lunglai.

 Hanafi, wudhu tidak akan batal dengan sebab tidur dalam posisi berdiri, ruku', sujud dalam shalat, dan lainnya. Hal ini karena kemampuan ia untuk menahan masih ada.

 Maliki dan Hambali, tidur yang sebentar ataupun ringan tidak membatalkan wudhu. Adapun tidur nyenyak dapat membatalkan wudhu.

 4. Menyentuh perempuan yang halal nikah tanpa lapik

 Hanafi, wudhu dianggap batal akibat bersentuhan dengan perempuan sewaktu berjimak.

 Maliki dan Hambali mengatakan bahwa wudhu akan batal dengan sebab bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan di saat ada rasa nikmat atau timbul gairah nafsu.

 Syafie, wudhu kedua belah pihak laki-laki dan perempuan akan batal dengan hanya terjadinya sentuhan kulit, meskipun tidak timbul nafsu.

  -Maliki batal wudhu dengan sentuhan dengan orang lain yang pada adatnya menimbulkan nikmat pada diri orang yang menyentuh, baik itu laki-laki ataupun perempuan. Baik baligh atau belum , baik isteri atau mahram, sentuh kuku , rambut atau badan , berlapik atau tidak.

 Hambali- wudhu batal dengan menyentuh kulit perempuan dengan nafsu

Dan tanpa alas/penghalang, tidak kira tua, mahramnya, atau anak-anak perempuan yang

Menimbulkan syahwat, (yaitu anak perempuan yang berumur tujuh tahun ke atas), ajnabi [orang lain), atau mahram.

 Tidak batal jika menyentuh rambut, kuku, dan gigi dan anggota yang terpotong,

 Tidak batal jika menyentuh waria, khuntsa musykil, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan walaupun dengan bersyahwat.

 Syafie- wudhu batal jika bersentuhan antara seorang laki-laki dengan perempuan ajnabi yang bukan mahram, walaupun dia telah mati. Walau telah tua.

 Tidak batal jika :

Ada alas/penghalang

Menyentuh rambut, gigi, dan kuku

Menyentuh Mahram

 

5. Menyentuh kemaluan, iatu qubul atau dubur.

 Hanafi, - tidak batal

 Maliki – batal jika sentuh qabul, tidak batal jika sentuh dubur.

Tidak batal jika :

-sentuh dengan belakang tangan.

-Wanita yang menyentuh vaginanya (farjinya)

- sentuh kemalauan orang lain.

-jika beralas

 

Syafi'i dan Hambali- batal jika sentuh kemaluan anak Adam (baik itu penis, dubur, ataupun

Qubul farji] perempuan), baik kemaluan itu kepunyaan sendiri atau milik orang lain, milik orang kecil atau besar milik orang yang masih hidup ataupun yang sudah mati.

 Syafei – tidak batal belakang/punggung telapak tangan

 Hambali – batin atau belakang tapak tangan tetap batal

 

6. Terdapatnya perkara yang mewajibkan mandi.

 Menurut Hambali, kecuali mati.

 

Tambahan Hanafi

 1. keluar sesuatu dari badan tidak melalui dua kemaluan yang biasa seperti darah, nanah, dengan syarat  ia mengalir ke tempat yang wajib disucikan, yaitu sisi luar badan. hal itu seperti darah yang mengalir keluar melalui hidung. Darah melimpah dari tempat keluarnya Kemudian mengalir ke bawah. Tidak batal jika darah setitis atau dua.

 2. Muntah. Perbedaan pendapat mengenai

Hanafi dan Hambali. Ia dapat membatalkan wudhu jika yang keluar itu seukuran

Kadar satu mulut penuh.  Air liur dan dahak tidak termasuk

 3. Tertawa tinggi (terbahak-bahak (qahqahah]) ketika shalat.

4. Bersalin tanpa keluar darah

 

Tambahan Hambali

 1. Makan daging unta.

2. Memandikan mayat.

3.Keluar sesuatu dari badan tidak melalui dua kemaluan dengan syarat kadarnya banyak

4.Bersalin tanpa keluar darah.

5. Muntah

 

Tambahan Maliki

1.Ragu dengan adanya atau tidak ada wudhu.

 

ms 365

Comments

Popular posts from this blog

TAHARAH : UKURAN DAN NAJIS YANG DIMAAFKAN

TAHARAH : HUKUM GHUSALAH/ AIR MUSTAKMAL

TAHARAH : PEMBAHAGIAN NAJIS