Posts

Showing posts from November, 2021

HUKUM ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI DUA ALAT BERSUCI (AIR DAN DEBU)

  HUKUM ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI DUA ALAT BERSUCI (AIR DAN DEBU)   seperti orang yang terkurung , tanah yang basah, sakit   Hanafi dan Syafi'I - dia wajib mengerjakan shalat dan wajib mengulangi shalatnya itu. Hambali, orang tersebut tidak wajib mengulangi shalatnya. Maliki, shalatnya gugur baik yang berbentuk tunai ataupun qadha. Oleh karena itu, dia tidak perlu shalat tunai dan juga tidak perlu qadha'   Hanafi - wajib melakukan perbuatan yang menyerupai perbuatan shalat. Dia hendaklah ruku' dan sujud jika memang ada tempat yang kering. Dia tidak boleh membuat isyarat dengan cara berdiri. Dia juga tidak boleh membaca bacaan shalat dan juga tidak boleh berniat. Dia hendqklah mengulangi shalat jika sudah mendapatkan air ataupun tanah.   orang yang terputus dua tangan dan dua kakinya, jika ada luka di mukanya, maka dia boleh shalat tanpa thaharah dan tidak perlu bertayamum. orang tersebut tidak perlu mengulangi shalatnya.   Syafi'i, orang yang tida

PERKARA YANG MEMBATALKAN TAYAMUM

  PERKARA YANG MEMBATALKAN TAYAMUM   1. Setiap perkara yang membatalkan wudhu   2. Hilangnya udzur yang membolehkan tayamum. Contohnya seperti perginya musuh, sakit yang sudah sembuh, hilang cuaca sejuk, ada alat untuk mendapat air, dan dibebaskan dari kurungan yang   tidak ada air. Karena, sesuatu yang boleh dilakukan karena udzur akan batal ketika udzur itu hilang.   3. Melihat air atau sudah boleh menggunakan air yang mencukupi,     Mendapatkan Air Setelah shalat Jumhur -tak perlu ulang Syafei – jika bermukim kena ulang, jika musafir tak perlu ulang     4. Habisnya Waktu. Hambali, tayamum menjadi batal jika waktunya sudah terlewat. Hambali, jika waktu shalat telah terlewat padahal orang tersebut sedang melakukan shalat, maka tayamumnya batal. Begitu juga shalatnya, sebab thaharah ini berakhir dengan berakhirnya waktu, jadi shalatnya dianggap batal.   5. Murtad. Syafi'i, tayamum menjadi batal apabila orang yang melakukannya itu murtad. Hal

PERKARA YANG DIMAKRUHKAN DALAM TAYAMUM

  PERKARA YANG DIMAKRUHKAN DALAM TAYAMUM   Hanafi 1. meninggalkan salah satu dari perkara sunnah 2. mengulangi usapan   Maliki, 1. melakukan usapan lebih dari sekali. 2. Banyak cakap selaindzikrullah. 3. memanjangkan usapan hingga melebihi dua siku yang biasa disebut ghurrah dan tahjil.   Syafi'i, 1. memperbanyak debu, 2. mengulangi usapan, 3. memperbarui tayamum, meskipun sesudah mengerjakan shalat 4. mengibaskan debu yang ada pada tangan sesudah tayamum sempurna.   Hambali, 1. mengulangi usapan, 2. memasukkan tanah ke dalam mulut dan hidung, 3. menepuk tanah Iebih dari dua kali, 4. meniup tanah yang digunakan tayamum jika ia memang sedikit

PERKARA SUNNAH DALAM TAYAMUM

  PERKARA SUNNAH DALAM TAYAMUM   Hanafi 1. Membaca bismillah ketika memulai taya [1] mum, sama seperti sewaktu berwudhu. 2. Menepuk tanah dengan bagian dalam telapak tangan, kemudian menengadahkan tangan ke atas dan selepas itu ditelungkupkan lagi. Kemudian jari-jemari digerak-gerakkan supaya nantinya tidak terlalu mengotori muka dengan debu. 3. Merenggangkan jari jari supaya debu sampai ke celah-celahnya. 4. Tertib dan muwaalat,   Maliki 1. Tertib, yaitu dengan cara mengusap muka dahulu kemudian baru kedua tangan 2. Tepukan kedua untuk mengusap dua tangan dan mengusap hingga dua siku. 3. Memindahkan debu yang terdapat pada tepukan telapak tangan ke anggota yang diusap. Tidak boleh mengusap sesuatu apa pun sebelum mengusap muka dan dua tangan. Jika dia mengusap yang lain dulu, maka hukumnya adalah makruh, tetapi sah. Juga tidak mengapa apabila tepukan telapak tangan ke debu dengan cara perlahan sebelum mengusapkannya ke anggota tayamum. 4. Tasmiyyah, 5

SYARAT-SYARAT TAYAMUM

  SYARAT-SYARAT TAYAMUM   Hambali 1.niat, 2. Islam, 3. berakal, 4. tamyiz, 5. istinja' atau istijmar, 6. membuang najis yang tampak pada badan, 7. masuk waktu shalat, meskipun shalat itu adalah shalat nadzar yang dikaitkan dengan waktu tertentu tidak boleh menggunakan air,   Hanafi   1. Niat Yaitu, tekad hati untuk melakukan [tayamum). Adapun waktunya adalah ketika tangan menepuk debu yang akan digunakan untuk tayamum. Mereka mensyaratkan tiga hal bagi sahnya niat yaitu Islam, tamyiz, dan mengetahui apa yang dia niatkan. Supaya tayamum sah untuk mengerjakan shalat, maka dia harus berniat dengan salah satu dari tiga cara yaitu niat untuk bersuci; niat supaya boleh malaksanakan shalat [istibahah ash-Shalah); atau niat untuk melakukan ibadah yang dimaksudkan l'ibadah maqshudah)eez yang tidak sah jika tanpa thaharah. Tayamum dengan niat untuk shalat boleh digunakan untuk shalat apa pun, shalat ienazah, atau untuk sujud tilawah. Dia tidak boleh melakukan shal

CARA BERTAYAMUM

  CARA BERTAYAMUM   Syafei dan Hanafi -dua kali tepukan telapak tangan pada debu. Satu tepukan untuk mengusap muka dan satu tepukan lagi untuk mengusap kedua tangan hingga ke siku   Maliki dan Hambali -satu tepukan ke tanah saja, untuk kemudian diusapkan ke muka dengan bagian dalam jari tangannya, kemudian kedua tangan diusap dengan menggunakan telapak tangan.  

RUKUN-RUKUN TAYAMUM

  RUKUN-RUKUN TAYAMUM     1. NIAT KETIKA MENGUSAP MUKA   Maliki, niat  supaya boleh melakukan shalat atau boleh melakukan hal-hal yang dilarang karena ada hadats, atau dengan cara [niat) fardhu tayamum, ketika mengusap muka. Jika seseorang berniat mengangkat hadats saja, maka tayamumnya batal. niat fardhu tayamum, maka niatnya itu sah.   Syafi'i, orang yang bertayamum harus berniat supaya boleh melakukan shalat atau seumpamanya. tidaklah cukup niat fardhu tayamum, fardhu thaharah, suci dari hadats, suci dari junub, atau niat mengangkat hadats. tayamum tidak dapat menghilangkan hadats,  (ta'yin) ketika niat tayamum tidak diperlukan. jika niat itu berbentuk mutlak, maka dia boleh menggunakan tayamum itu untuk melakukan shalat fardhu apa pun yang dia kehendaki. jika dia menentukan fardhu, maka dia boleh melakukan shalat baik shalat fardhu ataupun sunnah, baik masih dalam waktunya atau tidak. jika dia berniat tayamum untuk shalat sunnah saja, maka dia

SEBAB SEBAB TAYAMUM

  SEBAB SEBAB TAYAMUM   1. TIDAK ADANYA AIR yang Mencukupi untuk Wudhu ataupun Mandi  ataupun ada air; tetapi tidak mencukupi. atau takut mendapatkan air; karena jalan ke tempat air tidak aman, atau berada di tempat jauh yang jaraknya kira-kira 1,848 meter atau 4,000 hasta/langkah, atau lebih dari itu (ini menurut ulama para Hanafi), ataupun air itu berada sejauh dua batu [ini menurut ulama Maliki), atau dijual dengan harga yang lebih dari harga pasaran biasa.    sejauh manakah air tersebut perlu dicari.   [a) jika dia yakin air tidak ada di sekelilingnya, maka dia boleh bertayamum tanpa perlu mencarinya.    (b) Jika dia mempunyai sangkaan kuat (zhan) ataupun syak (ragu) tentang adanya air, hendaklah ia mencari baik di rumahnya ataupun di tempat kawan-kawannya, sekadar jarak di mana pekikan suara minta tolong dapat didengar kadarnya adalah 400 hasta atau 1,88  meter   Syafi'i, seseorang tidak perlu mencari air jika harta dan dirinya selamat    Syafi